Jumat, 28 Januari 2011

Sekilas Tentang Louis Vuitton

Pasti sebagian besar dari kita sudah tidak asing lagi dengan brand ini, bahkan di Indonesia saat ini tidak sedikit kita jumpai “tiruan-tiruan” Louis Vuitton. Sebenarnya bagaimana perjalanan Louis Vuitton itu sendiri? Saya akan mengupasnya untuk Anda.

Louis Vuitton lahir di Prancis pada tanggal 4 Agustus 1821. LV, yang merupakan salah satu brand tertua di dunia memulai bisnis manufacturing-nya di Paris tahun 1854, dan perusahaan ini berhasil menjadi salah satu perusahaan yang memproduksi barang mewah terutama untuk desain koper. Karena kesuksesannya, pada tahun 1860 LV melakukan ekspansi dan pindah ke Asnieres. Pada tahun 1867 LV berpartisipasi dalam exhibition universal di Paris. Untuk mencegah duplikasi pada produknya, mereka mengganti logo Trianonnya menjadi beige dan brown stripes. Pada tahun 1885, LV membuka store pertamanya di London, Inggris, di Oxford Street. Seiring dengan semakin banyaknya pemalsuan yang terjadi, pada tahun 1888, LV mematenkan Damier Canvas.
Setelah kematian Louis di tahun 1892, anaknya George memperluas bisnis ini, membangun apa yang disebut dengan “designer label” pada produk. Pada tahun 1893, George memperkenalkan produknya pada Chicago World’s Fair.

Pada tahun 1896, perusahaan meluncurkan Monogram Canvas dan mempatenkan brand ini yang masih digunakan hingga saat ini. Symbol grafik ini terdiri dari quatrefoils dan bunga (seperti yang sering kita lihat pada logo LV saat ini) yang didasarkan pada desain Jepang dan Oriental pada akhir era Victorian. Di tahun yang sama, George menjelajah United States dan memerkenalkan dan menjual produknya ke kota-kota di sana seperti New York, Philadelphia, dan Chicago. LV juga mendapat pengakuan international berupa medali perunggu pada World’s Fair di tahun 1867 dan medali perak pada ajang yang sama di tahun 1892 yang diadakan di Paris. Di tahun 1901, LV memperkenalkan Steamer Bagm koper kecil yang didesain khusus untuk disimpan dalam koper besar Vuitton.

Pada tahun 1914, Gedung Louis Vuitton dipasarkan di Champs-Elysees yang merupakan store travel-goods terbesar di dunia pada saat itu. Vuitton’s perusahaan koper terus melakukan ekspansi dan perluasan bisnis menjadi pemimpin dunia di bidang produk mewah, dengan produk-produknya yaitu travel books, parfum, dan designer clothing. LV terus melakukan ekspansi ke seluruh dunia, membuka cabang di New York, Bombay, Washington, London, Alexandria, dan Buenos Aires setelah Perang Dunia 1.

Setelah kematian George, anaknya Gaston-Louis memimpin perusahaan. Tahun 1997, Louis Vuitton memperkenalkan koleksi pennya. Pada tahun 1998, Vuitton memasuki bisnis high fashion dengan Marc Jacobs sebagai desainernya. Di tahun yang sama, Louis Vuitton meluncurkan produk barunya, yaitu Monogram Vernis line, LV scrapbooks, dan Louis Vuitton City Guide.

Pada tahun 2001, Stephen Sprouse dengan kolaborasinya dengan Marc Jacobs, mendesain limited edition tas Vuitton dengan tulisan graffiti dan motif monogram.
Pada tahun 2008, Louis Vuitton merilis Damier Graphite Canvas. Fitur ini mirip dengan pola Damier klasik, namun dengan wana hitam dan abu-abu, memberikan kesan maskulin dan perasaan elegan.

Hingga saat ini, LV dikenal sebagai salah satu merk paling legendaris di bidang fashion dengan produk-prosuk seperti tas kulit, ready-to-wear, sepatu, jam tangan, perhiasan, kaca mata hitam, dan buku yang menjadi menjadi andalan. Brand kelas atas yang merupakan pesaing dari LV sendiri diantaranya adalah Versace, Hermes, Gucci, Dolce & Gabbana, Burberry, Dior, Chanel, Fendi, Armani, dan Prada.
Berdasarkan hasil Millward Brown 2009, LV menduduki peringkat ke 29 most valuable brand, setelah AT&T dan sebelum HSBC. Nilai dari brand LV sendiri diperkirakan mencapai 19.395 milliar USD.

Salut...

Tidak ada komentar:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...